Aku dapat ide ini karena dulu ketika sewaktu jaman aku SMP, aku sering pulang sekolah di jemput lalu di bawa ke kantor mamaku. Banjarbaru - Martapura. (FYI: rumahku dulu di Banjarbaru dan Martapura adalah kantor mamaku).
Bukan jarak yang jauh dan bukan jarak yang dekat pula. Untuk ke kantor mamaku, aku biasa lewat jalan dalam (begitu aku nyebutnya) bukan lewat di dalamnya aspal. Bukan. Jalan itu bisa dibilang merupakan perkampungan, ya begitu. Walau pada akhirnya jalan itu sekarang cukup ramai. Di daerah situ aku sering menjumpai seorang tuna netra yang tengah berjalan di pinggir jalan. Usut punya usut katanya di situ memang terdapat beberapa keluarga yang memiliki “kelebihan” khusus.
Mereka sering kali bepergian hanya dengan jalan kaki
ya tentu saja dengan membawa tongkat sebagai petunjuk jalan mereka.