Aku dapat ide ini karena dulu ketika sewaktu jaman aku SMP, aku sering pulang sekolah di jemput lalu di bawa ke kantor mamaku. Banjarbaru - Martapura. (FYI: rumahku dulu di Banjarbaru dan Martapura adalah kantor mamaku).
Bukan jarak yang jauh dan bukan jarak yang dekat pula. Untuk ke kantor mamaku, aku biasa lewat jalan dalam (begitu aku nyebutnya) bukan lewat di dalamnya aspal. Bukan. Jalan itu bisa dibilang merupakan perkampungan, ya begitu. Walau pada akhirnya jalan itu sekarang cukup ramai. Di daerah situ aku sering menjumpai seorang tuna netra yang tengah berjalan di pinggir jalan. Usut punya usut katanya di situ memang terdapat beberapa keluarga yang memiliki “kelebihan” khusus.
Mereka sering kali bepergian hanya dengan jalan kaki
ya tentu saja dengan membawa tongkat sebagai petunjuk jalan mereka.
Aku sempat heran dengan mereka, mereka itu seperti
tahu kapan waktunya mereka menyeberang jalan padahal ya jalanan itu lagi rame. Terus
aku tuh pernah juga lihat mereka belanja gitu di warung, dan mereka tau nominal
uang yang mereka pegang buat bayar itu. Malah di tempat itu, ada plang yang
bertuliskan “Pijat Tunanetra”. Nah mereka itu kerja sebagai tukang urut / pijat
gitu. Mereka enggak kayak orang-orang yang di luar sana yang menggandalkan
belas kasihan orang lain dengan cara meminta-minta, ya walaupun adalah sebagian
seperti itu.
Subhanallah. Allah tuh adil banget menciptakan
makhluknya. Tinggal gimana makhluknya aja lagi, gimana cara mereka bersyukur :)
Oh iya, aku juga pernah tuh liat mereka jalan waktu
malam-malam gitu tanpa penerangan, gelap banget deh. Yang aku takutkan itu ya, kalau
misalnya ada pengendara sepeda motor yang bawa kendaraannya ngebut, ugal-ugalan
terus enggak pakai lampu –biasanya anak muda–.
Nah otomatiskan pengendara
tersebut enggak melihat kalau di situ terdapat *maaf* pejalan kaki enggak bisa
lihat lagi. ya Allah miris banget deh kalau ngeliatnya.
Nah oleh karena itu, aku berpikir gimana ya cara
mereka (baca: orang tuna netra) bisa di ketahui apabila malam hari. Terus tuh
ya mereka kalau pergi pasti pakai tongkat mereka itu. Jadi tongkat mereka nih
yang perlu sedikit di modif =)
*twink* <--- kalau di kartun-kartun keluar bolam (bola lampu) gitu hahaha =D
Jadi bahan dan alat yang di perlukan :
1.
Besi
bekas (seperti tongkat panjang)
2.
Stiker
scot light (stiker yang bercahaya)
3.
Bel
sepeda
4.
Gunting
5.
Amplas
besi (yang kasar dan halus)
6.
Cat
besi + kuas
Langkah kerja :
1.
Besi
bekas di amplas menggunakan amplas yang kasar untuk menghilangkan karat-karat
yang terdapat pada besi bekas.
2.
Setelah
di rasa cukup, lalu gunakan amplas halus untuk memperhalus permukaan besi.
3.
Lalu
untuk percantik besi, kita dapat mencatnya menggunkan cat besi.
4. Setelah
kering, gunting beberapa stiker
scotlight, sesuaikan panjangnya dengan tongkat. Jadi bila terkena cahaya,
tongkat ini akan mengeluarkan cahaya.
5.
Lalu
terakhir tambahkan bel sepeda di dekat pegangan pengguna. Bel ini berguna untuk
memberitahukan keberadaan pemakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar